Sunday, 8 November 2015

Bung Moer

RENUNG MALANG MALAM



Oleh
Bung Moer

Subuh hari yang mendung, beriramakan nyaring guntur, baru saja malam berlalu kemudian hilang bersama kesadaran orang-orang yang terbawa lelap.

dalam subconscious mind, mimpi adalah sesuatu yang tak asing lagi di temui, dalam setiap tidur orang tak bisa memilih antara ingin bermimpi baik atau buruk, semua seolah jadi teka teki sebelum mamasuki dan setelah terbangun.ada yang telentang di kasur ada juga yang tengkurap di lantai dan tak satupun diantaranya tak menyelam dalam mimpi.

ketika setiap insan berusaha lepas dari kecemasan akan hari di masa depan, di saat harapan ditinggalkan belenggu kekwahtiran yang menghantui setiap waktu, doa adalah azimat paling mujarab dalam keyakinan kebanyakan orang yang beragama sebelum menyerahkan kesadaranya ke alam yang kita sebut mimpi.

sudah jadi budaya bagi kebanyakan manusia malam sampai subuh adalah waktu istirahat, istirahat dari rutinitas pengarahan otot dan pikiran saat pagi, siang sampai sore hari berkutat dengan aktivitas pemenuhan kebutuhan primer, sekunder hingga tersier.

sambil mengharap matahari terbit kembali dari timur orang-orang tua menyematkan harap kepada sang anak agar berprilaku baik, sebaik- baik manusia dalam dongeng yang keluar dari mulut para petua agar kelak ketika hari baru tiba cemas dan rasa kwahtirnya tidak jadi nyata dan merusak ambisi-ambisinya. subuh awal hari baru, selamanya berisi harapan, cemas dan kekwahtir, jika ketakutan hadir dalam hidup maka selamanya menghamba pada ketakutan akan menjadi pecundang.

Newer Post Older Post Home

0 comments: